JASO DANAU

Menurut kepercayaan dan cerita turun-temurun masyarakat sekitar Danau Singkarak, ikan bilih bukan hanya sumber penghidupan, tapi juga bagian penting dari warisan budaya dan alam mereka. Masyarakat meyakini bahwa ikan bilih adalah karunia dari danau yang harus dijaga kelestariannya agar terus memberi manfaat bagi generasi berikutnya.

Sejak zaman nenek moyang, nelayan di danau sudah memiliki aturan tidak tertulis untuk menjaga populasi ikan bilih, seperti tidak menangkap ikan saat musim bertelur dan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Cerita rakyat juga menggambarkan ikan bilih sebagai simbol keseimbangan hidup dan keharmonisan antara manusia dengan alam di Danau Singkarak.

Dalam cerita tersebut, ikan bilih konon dipercaya sebagai ikan yang diberikan oleh roh danau sebagai tanda berkah, sehingga merusak danau atau menangkap bilih secara berlebihan dianggap membawa petaka. Kisah ini menjadi pijakan kuat komunitas untuk melestarikan habitat ikan bilih dan menjaga tradisi mereka secara berkelanjutan.

Dengan demikian, ikan bilih bukan hanya ikan kecil di danau, tapi juga lambang budaya dan kehidupan masyarakat Danau Singkarak yang diwariskan dari masa ke masa secara turun-temurun.