Danau Singkarak, salah satu danau terbesar di Sumatera Barat dan rumah bagi spesies ikan bilih yang langka, kini menghadapi tantangan serius berupa pencemaran air dan kerusakan lingkungan. Untuk menjaga kelestariannya, warga bersama pemerintah daerah dan berbagai komunitas lingkungan mulai bergerak bersama.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat, dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan limbah rumah tangga, sampah plastik, dan pencemaran dari aktivitas wisata yang tidak terkontrol. Selain itu, alih fungsi lahan di sekitar danau juga turut mempercepat kerusakan ekosistem.
Langkah-langkah Pelestarian yang Didorong:
- Peningkatan Edukasi Lingkungan
- Sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku wisata tentang pentingnya menjaga kebersihan danau dilakukan secara rutin.
- Sekolah-sekolah di sekitar kawasan danau juga dilibatkan dalam program edukasi lingkungan.
- Penguatan Regulasi dan Penegakan Hukum
- Pemerintah daerah menetapkan zona konservasi di sekitar danau yang tidak boleh digunakan untuk pembangunan atau aktivitas industri.
- Pelanggaran terhadap aturan lingkungan dikenakan sanksi tegas.
- Pengelolaan Sampah Terpadu
- Pemasangan tempat sampah di kawasan wisata dan pengangkutan rutin oleh dinas kebersihan.
- Program bank sampah dan daur ulang digalakkan di desa-desa sekitar danau.
- Pengendalian Aktivitas Wisata dan Perikanan
- Aktivitas wisata air dibatasi di beberapa titik rawan pencemaran.
- Penggunaan keramba jaring apung dibatasi agar tidak mengganggu kualitas air dan populasi ikan bilih.
- Reboisasi dan Penanaman Pohon
- Penanaman pohon di daerah tangkapan air dilakukan untuk mencegah erosi dan memperbaiki kualitas air.
Harapan ke Depan
Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pegiat lingkungan, diharapkan Danau Singkarak bisa tetap menjadi sumber kehidupan, pariwisata, dan kebanggaan masyarakat Sumatera Barat. Pelestarian hari ini adalah investasi untuk masa depan.